Gubernur Koster: Generasi Muda Hindu Bali Harus Bernafaskan Kearifan Lokal

Gubernur Bali Wayan Koster dengan didampingi Ny Putri Suastini Koster membuka secara resmi penyelenggaraan World Hindu Wisdom Meets 2019 di Aula SMA Bali Mandara, Kubutambahan, Buleleng, Jumat (20/9).

Redaksi9.com - Gubernur Bali Wayan Koster dengan didampingi Ny Putri Suastini Koster membuka secara resmi penyelenggaraan World Hindu Wisdom Meets 2019 di Aula SMA Bali Mandara, Kubutambahan, Buleleng, Jumat (20/9).

Pada kesempatan ini, Gubernur Koster menyampaikan bahwa masyarakat Bali yang mayoritas menganut Hindu memiliki keunikan tersendiri dibanding Agama Hindu yang dianut secara universal, di mana pelaksanaan agama, adat istiadat dan budaya menyatu, yang satu sama lainnya saling menguatkan. Untuk itu eksistensi dan keberlangsungan Agama Hindu ala Bali harus tetap dijaga, terlebih dalam kaitan membangun karakter generasi muda harus tetap bernafaskan kehinduan dan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Bali, sehingga generasi Muda bali semakin berkarakter, dipandang, dihargai dan mendapat pengakuan orang luar. 

 

"Kita harus bisa menempatkan Agama Hindu sesuai porsinya, kalau di Bali harus dilaksanakan sesuai tata cara yang berkembang di Bali, mengedepankan kearifan lokal. Kita harus memahami batasan-batasan, mana hal-hal yang benar-benar fundamental dan prinsipil yang tidak boleh dirubah harus kita jaga, mana hal-hal yang bisa dikembangkan mengikuti perubaham zaman. Karena itulah keunikan agama Hindu kita di Bali yang harus dijaga eksistensinya. Para generasi muda harus kita arahkan berdasarkan ideologi lokal yang kita miliki agar semakin berkarakter," ujar Gubernur Koster di hadapan para peserta dan anak didik SMAN-SMKN Bali Mandara. 

 

Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini menekankan agar hendaknya masyarakat bukan berpatokan pada kesukuan, di mana masyarakat Bali sebagai penganut Hindu yang berada di wilayah Indonesia, harus tetap mengikuti dinamika nasional, dalam berkewarganegaraan harus berpegang teguh pada Ideologi bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945. 

"Dengan menjadi penganut agama yang baik, itu akan menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kebangsaan kita. Kita akan bisa melawan pertarungan ideologi yang mengikis rasa kebangsaan kita, karena sejatinya pertarungan ideologi itulah tantangan terbesar kita saat ini. Kita harus bangun SDM kita. Walaupun minoritas, jika SDM kita bagus, berprestasi, kita akan bisa menguasai dunia. Kita harus bisa menjadi orang yang menentukan arus perubahan, bukan hanya sekedar mengikuti arus," ujarnya mengakhiri sambutan seraya mengajak para generasi muda agar jangan hanya bisa mengikuti arus perkembangan zaman.

Sementara itu, Presiden World Hindu Parisadh (WHP) Drs Made Mangku Pastika MM menyatakan dipilihnya SMAN Bali Mandara sebagai tempat penyelenggaraan acara bertema 'Membentuk Karakter Pemimpin Masa Depan', tak lepas dari tujuan dibangunnya sekolah tersebut yang dipersiapkan untuk menyiapkan, mendidik, mengarahkan, membina para generasi muda calon pemimpin masa depan. 

Acara yang disusun lebih banyak melibatkan generasi muda, menurut Made Mangku Pastika, dalam rangka memberikan pandangan kepada generasi muda tentang wawasan beragama dalam menjalani kehidupan. Ia pun mengajak para generasi muda untuk berbangga menganut agama Hindu. "Teori kepemimpinan Hindu sampai saat ini masih relevan dijadikan acuan pembentukan karakter pemimpin. Pemimpin-pemimpin besar dan tokoh-tokoh dunia belajar dari Hindu, karena Hindu logis, fleksibel, universal dan sebagainya  jadi banggalah sebagai orang Hindu," ujar Made Mangku Pastika. (ira)

 

 

TAGS :

Komentar