Redaksi9.com - Hari Jumat tanggal 13 Oktober 2023 mulai pukul 19.30 Wita telah tiba beberapa orang warga yang terdampak kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan, yang saat ini mengungsi di Kantor Lurah Serangan. Hal itu disampaikan, Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin dalam siaran persnya, Sabtu (14/10).
Adapun jumlah pengungsi di Kantor Lurah Serangan sampai saat ini sebanyak 6 KK terdiri dari 25 Jiwa dengan rincian :
*11 orang dewasa* a.n. :
1. Edi Susanto,
2 . Ibu Oni
3. Bapak Budi Suwarno
4. Ibu Endang
5. Ibu Andin
6. Ibu Heni
8. BPK Edi Monari
9. Ibu Sumiati
10. BPK Roni
11. Ibu Fatimah
*13 orang anak anak* a.n. :
1. Vio
2. Alfati
3. Husnah
4. Zezat
5. Felan
6. Viola
7. Sahrul
8. Renan
9. Fanaya
10. Imanuel
11. Fiki
13. Olif
14. Valen
"Saat ini seluruh warga (pengungsi) di tampung di ruang pelayanan Kantor Lurah Serangan dan seluruhnya dalam keadaan sehat walafiat," ujar Rentin.
Untuk pengungsi di Kantor Lurah Serangan, kemungkinan bisa bertambah karena api belum bisa di padamkan, untuk pendataan akan terus di lakukan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Denpasar Selatan maupun dari pihak kesehatan akan menurunkan personil PMI guna melaksanakan pemeriksaan kesehatan setelah assessment pihak Tagana akan mengirimkan bantuan seperlunya dan untuk saat ini warga (pengungsi) telah diberikan bantuan berupa nasi kotak dan Tagana akan memberikan bantuan kasur lipat.
Memastikan manajemen posko pengungsian berjalan dan berfungsi dengan baik, terutama berkaitan dengan kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) warga, termasukan kebutuhan MCK. Telah digelar pos kesehatan dari Dinas Kesehatan dan juga Dapur Umum yang dikoordinir oleh Dinas Sosial dengan mengerahkan TAGANA.
Antisipasi penambahan warga yang mengungsi kami siapkan 2 (dua) alternatif strategi yaitu pertama gelar tenda pengungsi dengan segala kelengkapannya, dan kedua menyiapkan beberapa gedung pemerintah (balai diklat) tempat penampungan.
Ia menyebutkan, Balai diklat dipandang efektif untuk mengakomodir warga (pengungsi), karena kita punya pengalaman saat Karantina Covid-19, semuanya relatif lebih dimudahkan dan warga merasa lebih nyaman. (rdk)