Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi Bali Berkelanjutan, Tiga Hal harus Diperkuat

(Kedua dari kiri) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja , dalam ’’Ngeraos Sareng Media dan Capacity Building bersama KPw BI Bali’’ di Nusa Lembongan, Klungkung, Kamis (12/9).  (Foto: ira)

Redaksi9.com - Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2024 tumbuh 5,36% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 5,05% (yoy) dan menempati peringkat 7 (tujuh) dari 34 Provinsi di Indonesia. Hal itu diungkapkan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja , dalam ’’Ngeraos Sareng Media dan Capacity Building bersama KPw BI Bali’’ di Nusa Lembongan, Klungkung, Kamis (12/9). 

Ia menegaskan, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Bali, ada tiga hal penting yang harus diperkuat yakni pariwisata berkualitas, sektor pertanian,  dan digitalisasi. ’

’Sektor pariwisata sekitar 45% memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bali, jadi harus terus diperkuat,’’ ujarnya. Erwin mengatakan beberapa hal  penting terkait pariwisata berkualitas  yakni bagaimana kita terus menerapkan pariwisata berkelanjutan. “Pembangunan wisata harus menjaga keseimbangan lingkungan, infrastrukturnya harus go green dan harus tetap melindungi kultur budaya lokal dengan mengedepankan keseimbangan antara alam dan budayanya,” ujarnya.

Baca juga: Dahlan Iskan: Wartawan Jangan jadi Tim Sukses

Ia menilai,  kekuatan komunitas lokal juga penting dengan membuka lapangan pekerjaan dan menciptakan benefit bagi masyarakat lokal.  Selain pelayanan yang terbaik,  juga yang tak kalah  penting adalah regulasi dari pemerintah yang memang mendukung terciptanya pariwisata berkualitas. 

Erwin menegaskan, hal penting kedua yang harus diperkuat adalah sektor pertanian. Bali sebagai lumbung pangan harus kembali lagi sebagai lumbung pangan dan Bali ini sangat menjaga keseimbangan antara alam budaya dan juga manusianya.

’’Keseimbangan pertumbuhan ekonomi Bali ini perlu dijaga yaitu dengan mendiversifikasikan pertumbuhan ekonomi Bali kepada sektor-sektor pertanian yang berpotensi besar menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi," kata Erwin. 

Baca juga: Potensi Nusa Lembongan Kembangkan Body Care Rumput Laut

Kemudian, ketiga yang diperkuat adalah digitalisasi  juga  harus terus dikembangkan, salah satunya adalah melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). 

Erwin mengatakan masyarakat yang menggunakan pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Bali tembus 1 juta pelanggan.
“Pengguna QRIS di Bali telah melebihi 1 juta pengguna atau tumbuh 27,6 persen,” ujarnya.

Untuk transaksi QRIS, mencapai 7,6 juta transaksi dengan nilai nominal di atas Rp1 triliun atau tumbuh 137 persen secara yoy. Sedangkan jumlah merchant yang menyediakan QRIS sudah lebih dari 850 ribu.

Dia mengatakan akselerasi penggunaan QRIS ini cukup tinggi dan perlu kita sambut untuk kemudahan transaksi pembayaran. Perkembangan digitalisasi QRIS juga diikuti perkembangan di indikator sistem pembayaran lainnya yang nontunai. Seperti penggunaan kartu kredit, BI Fast serta penggunaan platform e-Commerce yang harus dijaga dan pertahankan untuk menuju sebuah perekonomian yang efisien. “QRIS ini bertujuan untuk menyederhanakan, mempermudah dan juga memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan pembayaran digital di seluruh Indonesia, bahkan di beberapa negara,” jelas Erwin.

Dia menegaskan Bank Indonesia juga berkomitmen untuk terus mendorong digitalisasi di Bali. Seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini sudah terintegrasi dengan sistem digital, termasuk dengan penggunaan QRIS standar yang mendorong transaksi elektronik.(ira)

TAGS :

Komentar