Redaksi9.com - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bali mengalami antrian panjang, terutama untuk pembelian bahan bakar solar. Kelangkaan stok terjadi dalam beberapa bulan terakhir mengundang keluhan dari berbagai kalangan, termasuk warga dan sopir angkutan umum yang terganggu dengan kondisi tersebut.
Pemantauan tim redaksi9.com pada Kamis (3/1) menyebutkan antrian panjang terlihat di berbagai SPBU, mulai dari Denpasar hingga kawasan pariwisata seperti Kuta dan Ubud, bahkan di sejumlah wilayah Pulau Dewata. Beberapa sopir truk dan kendaraan berat mengungkapkan bahwa mereka harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan solar, sementara kebutuhan akan bahan bakar ini sangat mendesak untuk operasional harian mereka.
“Sejak dini hari saya sudah di sini, tapi sampai sekarang belum bisa isi solar. Padahal saya harus mengangkut barang untuk beberapa klien. Kalau begini terus, bisa berdampak besar pada penghasilan kami,” ujar Agus, sopir truk asal Karangasem.
Kelangkaan ini juga dirasakan oleh masyarakat umum di Bali. “Saya sudah hampir ke tiga SPBU, semua kehabisan solar. Akhirnya harus antre lama di SPBU yang masih ada stok, padahal saya harus segera pergi bekerja,” keluh Made Dolar, seorang warga Denpasar.
Para sopir angkutan umum juga merasakan dampak langsung, terutama yang mengandalkan bahan bakar solar untuk armada mereka. Seperti pengangkutan galian C.
Kondisi ini membuat banyak pihak berharap agar Pertamina dan pihak berwenang segera menanggapi dan mencari solusi atas kelangkaan yang terjadi. Sementara itu, beberapa SPBU di Bali mengungkapkan bahwa pasokan solar diperkirakan baru normal dalam beberapa hari ke depan.
Tantangan pasokan BBM ini semakin memperburuk perekonomian di tengah pemulihan pariwisata Bali, yang sangat bergantung pada transportasi lancar dan operasional yang efisien. (kris)