Longsor Tebing Jalan Perbatasan Nongan dan Bangbang Kabupaten Bangli Belum ada tindakan Pemerintah

Kondisi longsor tebing jalan penghubung wilayah Nongan (Karangasem) dengan Bangbang (Bangli) (Foto:kris)

Redaksi9.com - Bencana longsor akses jalan utama di perbatasan Nongan, Kabupaten Karangasem dan Bangbang Kabupaten Bangli, sudah hampir sepekan berlalu. Meskipun longsor terjadi sejak beberapa hari lalu, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah setempat untuk memberi tanda pengaman bagi pengendara.

Pemantauan tim Redaksi9.com, Jumat (24/1), bahwa warga pengguna jalan tersebut khawatir yang melintasi kawasan tersebut, dan merasa semakin terancam dengan potensi longsor susulan.

Peristiwa longsor bagian tebing jalan yang menghubungkan kedua kabupaten tersebut. Kondisi tersebut tak hanya mengganggu mobilitas warga sehari-hari melintasi jalan tersebut, tetapi juga berisiko menyebabkan kecelakaan bagi pengendara. Warga sekitar mengungkapkan kecemasan mereka akan keselamatan diri dan keluarga. Karena sepanjang jalan ini juga sering terjadi kecelakaan. Bahkan tahun 2024 kecelakaan menyebabkan 6 orang tewas.

Namun, kondisi longsoran yang belum sepenuhnya dievakuasi dan terpantau masih rentan terjadi pergeseran tanah membuat para pengendara semakin khawatir. Sementara jalur alternatif yang disarankan juga terbilang jauh dan memakan waktu tempuh lebih lama.

"Saya lewat sini setiap hari untuk bekerja, sekarang kalau lewat takut banget, apalagi kalau hujan. Mudah-mudahan pemerintah segera turun tangan karena kalau dibiarkan begini terus, bukan tidak mungkin longsor akan terulang lagi," ujar Made Sardi, salah seorang pengendara yang biasa melintas di jalur tersebut.

Selain khawatir terhadap keselamatan, warga juga mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap perbaikan infrastruktur jalan yang rusak akibat bencana tersebut. Mereka meminta agar pihak berwenang segera mengambil langkah untuk memperbaiki jalan dan melakukan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.

"Bencana longsor ini bukan hanya soal jalan yang tertutup, tapi juga soal keamanan. Kita takut jika ada longsor lagi, jalan ini akan semakin parah. Kami berharap pemerintah turun lebih cepat, tidak hanya menunggu musim hujan berakhir," tambah Wayan Tini seorang warga setempat yang juga mengungkapkan kekhawatirannya.

Selain itu, sejumlah pengendara yang melintasi jalan tersebut juga mengeluhkan kurangnya peringatan atau tanda-tanda bahaya yang ditempatkan di sepanjang jalur rawan longsor tersebut. Tidak ada rambu atau penanda yang jelas terkait potensi bahaya, sehingga membuat pengendara sulit untuk bersiap menghadapi situasi darurat.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah Kabupaten Bangli maupun Karangasem belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah-langkah yang akan diambil dalam menanggulangi longsor di perbatasan tersebut. Meskipun begitu, sejumlah warga mendesak agar pemerintah segera mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan dan penguatan tebing rawan longsor di kawasan tersebut, mengingat kawasan tersebut adalah salah satu jalur vital bagi masyarakat di kedua kabupaten.

"Jalan ini sangat penting, selain menghubungkan dua kabupaten, juga digunakan oleh banyak petani untuk mengangkut hasil pertanian. Kalau dibiarkan terus, dampaknya bisa lebih besar," ujar seorang petani yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.

Dengan curah hujan yang tinggi selama musim penghujan ini, warga berharap agar pemerintah segera melakukan upaya mitigasi dan memperbaiki kondisi jalan. Selain itu, koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait juga diharapkan agar kejadian longsor tidak menyebabkan kerugian lebih besar di masa mendatang.

Kecepatan dan ketepatan dalam penanganan longsor ini sangat penting, agar warga dan pengendara dapat kembali merasakan keamanan saat melintas. Jika tidak, ancaman longsor susulan dapat berisiko menimbulkan kerugian lebih besar baik dari sisi material maupun korban jiwa. (kris)

 

TAGS :

Komentar