Redaksi9.com - Menyikapi seringnya terjadi bencana alam di Bali maupun di beberapa wilayah tanah air akhir akhir ini yang muncul berbarengan dengan berseliwerannya informasi hoax dan kabar palsu ataupun berita-berita media yang tidak akurat tentang kebencanaan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bali mengusulkan agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali segera membentuk Tim Reaksi Cepat yang bertugas melakukan counter berita dan klarifikasi berita atau informasi yang tidak akurat bahkan Hoax. Tim itu diusulkan namanya ‘TRC News’ (Tim Reaksi Cepat News).
Usulan tersebut dilontarkan Ketua PWI Bali, IGMB Dwikora Putra, saat BPBD Provinsi Bali menggelar acaara coffee morning dengan sejumlah wartawan dan sejumlah pimpinan Asosiasi Media dan Asosiasi Wartawan, di kantor BPBD Provinsi Bali, Kamis (24/1) pagi.
‘Kita tidak pungkiri bahwa setiap kali ada kebencanaan selalu saja muncul informasi hoax dan berita dari media yang kurang akurat sesuai kejadian nyata di lapangan. Makanya menurut saya BPBD perlu punya sati tim reaksi cepat yang bisa langsung mengkounter informasi yang tidak benar atau hoax, sekaligus mengklarifikasi jika ada berita dari media yang tidak akurat tentang sebuah kejadian bencana. Jadi wartawan bisa langsung menghubungi tim reaksi cepat ini jika ada informasi yang diragukan tentang bencana,’ ujar Dwikora.
Gagasan yang dimunculkan secara spontan oleh Ketua PWI ini mendapat respon positif dari pihak BPBD maupun beberapa organisasi Media dan kewartawanan yang turut hadir dalam acaraa coffee morning tersebut.
Plt. Kepala BPBD Provinsi Bali, Dewa Putu Mantera,SH.MH bahkan langsung meminta staf BPBD Bali untuk segera ambil langkah tentang TRC News yang diusulkan PWI tersebut. ‘Saya kira ini ide bagus. Mohon teman-teman di BPBD segera ambil langkah agar TRC News ini bisa terealisasi,’ ujar Mantera.
Sementara itu, Plt. Sekretaris BPBD Provinsi Bali, Drs. I Made Rentin, AP. M.Si mengungkapkan, sejak lama pihaknya memang telah melakukan kajian terkait usul yang dilontarkan PWI Bali tersebut. Namun selama ini memang belum sempat diungkapkan secara lugas dan detail. ‘Kami bahkan sudah lama melakukan kajian tentang disediakannya juga semacam Press Room di kantor BPBD, supaya kita benar-benar matang dalam menyampaikan informasi kebencanaan. Semua dari satu pintu," tegas Rentin.
Di Bali memang sudah lama terbentuk Wapena (Wartawan Peduli Bencana) yang hingga kini dikomandani jurnalis Media Indonesia, Arnol Dhae. Ia turut hadir dalam acara coffee morning tersebut bersama beberapa pengurus Wapena. Tampak hadir pula beberapa pengurus Asosiasi Media online, seperti ketua SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Provinsi Bali, Emanuel Dewata Oja yang juga Pemimpin Redaksi portal berita online klikpena.com.
Bendahara Wapena, Selviana juga mendapat kesempatan bicara pada acara tersebut. Menurut reporter TVRI Denpasar ini, keberadaan Wapena sesungguhnya tidak hanya sebatas menjadi wartawan peliput bencana, tetapi sekaligus menjadi relawan-relawan bencana. ‘Karena itu, kami sangat mengharpkan teman-teman yang ingin meliput bencana di Bali ini, mohon bergabung dengan Wapena. Ini penting karena di Wapena kita benar-benar dilatih khusus tentang berbagai hal terkait kebencanaan, mulai dari profesi kita sebagai wartawan menulis berita bencana sampai mitigasi, dan penanganan korban pasca bencana,’ pungkas Selviani. (rls)