Redaksi9.com - Sebagai penyandang difabel, tak menyurutkan langkah Agus Mertayasa untuk berkreasi.
Lelaki usia 23 tahun yang tinggal di Desa Buduk, Badung ini, mengisi hari-harinya dengan melukis gambar-gambar dewa. Sampai saat ini, jumlah lukisannya sudah mencapai ratusan lebih.
Suatu berkah bagi Agus, ketika dia ikut berpameran di Pesta Kesenian Bali tahun lalu. Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster berkesempatan melihat-lihat lukisan yang dipajang. Ia pun tertarik untuk mengoleksi beberapa lukisan Agus.
Putri Koster mengatakan, ia bangga melihat potensi Agus Mertayasa. "Dari awal Agus sudah memiliki kekuatan seperti kekuatan spirit atau kekuatan alam lain. Bahkan, sesuatu yang tidak nyata, di alam pikiran diwujudkan dalam karya seni. Tanpa Agus sadari, ia adalah salah satu putra Bali lewat karyanya mampu menjaga taksu Bali," ujar istri Gubernur Bali ini saat berkunjung ke rumah Agus Mertayasa, Senin (8/6).
Ia meminta kepada kedua orangtua Agus untuk membiarkan anak mereka mandiri berkembang sesuai keinginan. "Biarkan Agus menunjukkan ketulusan dirinya dalam berkarya," imbuh Putri Koster.
Menurut ibunya, Agus Mertayasa terlahir normal. Namun, usia 1,5 tahun ia mengalami musibah jatuh di balai banjar. Sejak itu ia lumpuh dan akhirnya juga, tak bisa bicara. Syukurnya, Agus bisa mengenyam pendidikan di SMP Seni Ukir Tangeb yang akhirnya mengasah bakatnya untuk melukis.
Selain melukis di kanvas, Agus juga menjadikan lukisannya sebagai gambar di kaus oblong. Kemudian baju ini dijual dengan harga Rp 120 ribu.
Walaupun Agus tak bisa bicara, saat berkomunikasi, ia bisa mendengar dan menjawab pertanyaan dengan menulis di kertas. Hal itu terlihat, ketika Putri Koster menanyakan harga lukisan Ratu Niang yang menarik hatinya.
Kedatangan Putri Koster ke rumah Agus Mertayasa, selain memberi bantuan sembako, juga memotivasi agar Agus tetap semangat dalam menjalani harinya dan terus menciptakan karya-karya yang gemilang. (ira).