Pesona Raja Lima Nusa Penida Tak Kalah dengan Raja Empat

Pesona Raja Lima

Redaksi9.com - Hari ini, Kamis 8 Oktober, peserta Program We Love Bali yang digagas Kemenparekraf, Implementasi protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, Environment Sustainability), Program 10, melanjutkan perjalanan trip hari kedua,  setelah kemarin malam menikmati keindahan Nusa Penida.

Usai sarapan, peserta yang terdiri dari 44 orang dari berbagai kalangan, siswa SMA, mahasiswa, pegawai hotel, pegawai travel, Ibu RT, wirausaha, dan media ini bersiap siap menuju Raja Lima. Destinasi wisata ini berada di Desa Pelilit Nusa Penida. Jarak waktu dari Hotel  Arsa Shanti sekitar 45 menit.

 

 

Sampai di tempat wisata ini, protokol CHSE siap diterapkan. Peserta diwajibkan cuci tangan, kemudian menggunakan hand sanitizer, dan diukur suhu tubuh.

Baca juga: Jelajahi Eksotik Nusa Penida

Daya tarik Raja Lima, laut yang biru dengan tebing-tebing tinggi dan pulau-pulau kecil di tengah laut, tak kalah dengan keindahan Raja Empat di Papua Barat.
Wisata ini sangat menarik karena peserta harus menuruni puluhan anak tangga batu karang untuk mencapai spot terindah untuk berfoto.


Jika merasa lelah, terdapat gubung di sekitar area Raja Lima untuk beristirahat sejenak.Meskipun panas, peserta sangat terpuaskan ketika sampai di Raja Lima ini karena spot foto yang bagus dengan pemandangan tebing yang menjorok ke arah lautan.


Usai puas melihat keindahan Raja Lima, perjalanan dilanjutkan menuju  Diamond Beach.

Diamond Beach menawarkan pemandangan tebing-tebing karst dengan bentuk merucing menyerupai permata. Untuk mencapai pantai berpasir putih ini, pengunjung harus menaiki anak tangga yang terbuat dari batu.

Peserta berjalan kaki dari Diamond menuju Pantai Atuh. Di sini pengunjung dapat melihat empat pulau karang besar yakni Pulau Batu Melawang, Pulau Batu Paon, Pulau Batu Abah, dan Pulau Bukit Jineng.

Tepat pukul 13.00 peserta menikmati makan siang, makanan seafood Nusa Penida.

Di restoran ini pun, protokol CHSE sangat ketat diterapkan. Peserta harus mencuci tangan, diukur suhu tubuh, dan jarak duduk diatur lebih dari 1 meter.
Usai makan siang, peserta bersiap-siap menuju Nusa Lembongan dari Pelabuhan Toya Pakeh. Penyebrangan tidak terlalu lama sekitar 20 menit sudah tiba di Nusa Lembongan.

Kemudian perjalanan dilanjutkan meihat Jembatan Kuning atau jembatan cinta.

Jembatan Cinta merupakan jembatan yang menghubungkan Pulau Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan. Jembatan tersebut berwarna kuning dengan alas lantai dan kayu sepanjang 100 meter dan lebar 15 meter.  Banyak pasangan yang mengabadikan foto mereka di sana sehingga jembatan kuning sering disebut jembatan cinta.
Dari Jembatan Kuning peserta diajak melihat budidaya rumput laut.  Kemudian menuju Dream Beach dan Devil Tear.

Trip hari kedua selesai, dan peserta diantar ke hotel dan beristirahat. Untuk makan malam disiapkan di hotel dengan menikmati santap malam di pinggir pantai diiringi gamelan Bali. (Wirati Astiti).




TAGS :

Komentar