QRIS, Digital Pembayaran di Masa Pandemi

Redaksi9.com - Dalam rangka mendorong Bali Bangkit,  kebijakan ekonomi dilakukan dengan adaptasi masyarakat dari konvensional menjadi serba digital termasuk dalam cara berjualan dan bertransaksi. Hal itu disampaikan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

Ia mengatakan, Bank Indonesia sangat mendukung perluasan digitalisasi di seluruh aspek kegiatan ekonomi masyarakat termasuk pasar-pasar tradisional. Perluasan digital ini akan berhasil apabila terdapat kerjasama yang baik antara Bank Penyelenggara, Bank Indonesia, OJK, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kota/Kabupaten di Bali, serta masyarakat sebagai pelaku dan pengguna.

“Kerjasama yang baik ini terbukti dari jumlah pasar yang telah tergabung saat ini sebanyak 140 pasar diseluruh Bali dengan total 2.398 pedagang,” kata Trisno.

Selama pandemi Covid-19, pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli di mana keramaian manusia sulit terhindarkan pun terkena imbasnya. Dengan pembatasan sosial yang dilakukan dan meningkatnya urgensi faktor contactless, cleanliness, health, safety and environment sustainablity (CCHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba digital.

“Kehati-hatian ini tercermin juga dari perilaku belanja kebutuhan sehari-hari yang tadinya umumnya belanja secara fisik ke pasar namun ditengah pandemi ini pilihan belanja fisik menjadi berkurang dan cenderung dihindari,” ujar Trisno.

Hal tersebut, kaat dia, dapat dilihat dari peningkatan transaksi melalui platform e-commerce yang pada Juli 2020 tercatat 38% lebih besar dibandingkan dengan sebelum pandemi (posisi Februari 2020), dengan perubahan pola pembelian produk esensial dari offline ke online.

Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi melalui web pasar ini merupakan salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berputar. Konsep besar digitalisasi pasar ini meliputi pemanfaatan online platform, penggunaan kurir daring, penggunaan cara pembayaran nontunai, dan penurunan mobilitas dan aktivitas sosial di ruang publik.

"Selain memudahkan proses transaksi dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, digitalisasi juga memudahkan pendataan, data transaksi yang secara otomoatis tercatat dapat dijadikan sebagai acuan data omzet bagi pedagang, sedangkan data harga komoditas yang tercipta juga kedepan akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah serta Bank Indonesia dalam memonitoring tingkat inflasi," ungkapnya

Ia menilai, saat ini pasar-pasar di Bali sudah mulai beradaptasi dengan menyediakan layanan digital di mana pembeli dapat melakukan belanja di pasar-pasar tersebut dari rumah hanya dengan smartphone. Salah satunya adalah melalui program web pasar dari Bank BRI ini.

Oleh karena itu, Bank Indonesia sangat mendukung program web pasar yang merupakan program nasional BRI ini guna memfasilitasi pasar-pasar tradisional untuk dapat eksis secara online dan bertahan dimasa pandemi, di mana seluruh proses bisnisnya mulai dari pemesanan hingga pembayaran dapat dilakukan secara digital melalui pemanfaatan website hingga aplikasi messaging seperti whatsapp.

“Model bisnis web pasar ini juga sekaligus mengintegrasikan layanan logistik, e-commerce dan digital marketing hingga pembayaran digital berbasis QR Code / QRIS. Dengan adanya digitalisasi secara end-to-end seperti program web pasar ini diharapkan semakin dapat membangkitkan aktivitas pedagang pasar dan UMKM di Bali karena jangkauannya akan semakin luas serta membangkitkan perekonomian Bali,” kata Trisno.

Selain itu, kata Trisno. program ini juga sejalan dengan program Pemerintah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan Presiden pada 14 Mei 2020 lalu, dimana salah satu tujuannya adalah agar lebih banyak UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital dengan target tambahan berupa 2 juta UMKM melakukan transaksi digital.

Trisno menambahkan, web pasar ini sekali lagi menunjukkan, kebijakan Bank Indonesia bertajuk QRIS ternyata telah menjadi salah satu solusi untuk bertransaksi aman dan sehat ditengah pandemi Covid-19.

"QRIS bersifat contactless serta mampu meminimalisir transaksi tatap muka dan mendukung physical distancing.  QRIS juga sangat mudah diterapkan di seluruh sektor ekonomi terutama sektor perdagangan retail seperti pasar karena sangat CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal).Kami meyakini QRIS dan berbagai inovasinya dapat diterapkan oleh seluruh pedagang pasar dan UMKM di Bali. ," kata Trisno. 

Berdasarkan data, jumlah merchant yang menyediakan fasilitas pembayaran QRIS di Provinsi Bali hingga 18 September 2020 tercatat sebanyak 132.147 merchant, meningkat hingga 419% dibandingkan dengan awal tahun 2020. Dimana 107% dari jumlah merchant QRIS tersebut terbentuk selama masa pandemi sejak Maret 2020.

Selain itu untuk semakin membangkitkan roda perekonomian ditengah pandemi ini, Bank Indonesia juga memperpanjang kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0% yang semula berlaku sampai dengan September 2020 menjadi akhir Desember 2020. Kebijakan tersebut berlaku untuk segmen merchant usaha mikro dan merchant sosial keagamaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan transaction cost oleh merchant UMKM yang sangat terdampak dengan adanya penurunan kinerja ekonomi di Bali. (ira)

TAGS :

Komentar