Putri Koster Getarkan Panggung FSBJ

Ny. Putri Koster saat membacakan puisi

Redaksi9.com - Selain piawai bermain teater dan drama, istri Gubernur Bali, Ny. Putri Suastini Koster, ini juga piawai membaca puisi. Hal itu ia  tunjukkan dalam penutupan  Festival Seni Bali Jani (FBSJ) II, Sabtu malam itu (7/11) di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar.

Menyambut Hari Pahlawan, ia membacakan puisi ‘’Agustus’’ karya Yudhistira ANM Massardi. Di depan penonton yang digelar secara daring itu, Ni Putu Putri Suastini yang diiringi petikan gitar I Wayan Balawan, lewat kata yang sarat makna itu sungguh sedang membangkitkan semangat bahwa mestinya setelah kita dimerdekakan dimana kemerdekaan NKRI itu adalah kita, sudah seharusnya sebagai anak bangsa melakukan hal yang terbaik untuk Tanah Air Indonesia.

Lewat puisi, ia mengajak para generasi muda, untuk mengisi kemerdekaan ini dengan tetap berkarya di bidang masing-masing.

“Walaupun kita tidak tahu kapan Covid-19 ini akan berakhir, namun, masyarakat Bali, tetaplah berkarya, kreatif dan inovatif. Begitu juga, para seniman, tetaplah ciptakan karya-karya dengan kreativitas. Covid tak boleh mematikan kreativitas,” kata seiman multitalenta ini.

Balawan yang mengiringi Putri Koster berpuisi mengaku berdecak kagum. Bahkan, ia sampai bergetar mendengar saat alunan bait demi bait diucapkan  Putri Koster dengan penuh semangat. 

 “Saya dari dulu pengagum Ibu Putri. Suatu kehormatan bisa mengiringi Ibu berpuisi,” kata Balawan usia pentas.

Usai pentas, Putri Koster mengaku puas bisa menyalurkan hobinya setelah sekian lama tidak lagi membaca puisi.

Ia melihat, seni puisi sebenarnya banyak disukai masyarakat Bali. Bahkan, saat digelar lomba cipta puisi guru  tingkat nasional, beberapa pemenangnya justru dari Bali. Artinya, banyak talenta seni modern di Bali.

Ia memahami betul bahwa Bali kuat akan seni tradisi. “Tetapi jangan lupa, talenta anak-anak kita di seni modern juga  sangat kuat. Inilah yang diakomodir dalam Festival Seni Bali Jani yang kini sudah memasuki tahun kedua,” kata Putri Koster.

Jika Pesta Kesenian Bali melestarikan seni tradisi dengan segala inovasi kreativitas senimannya, penulis Trilogi Puisi Merah ini menuturkan Festival Seni Bali Jani adalah sebagai wahana apresiasi seni modern yang dapat memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif yang makin menghidupkan kebudayaan Bali di mata dunia menjadi satu peradaban yang dikagumi.

Putri Koster yang juga Penggagas Festival Seni Bali Jani ini pun kemudian menitipkan dua ajang yang besar ini untuk tetap dijaga dan dirawat lewat kreativitas dari para senimannya.

Yang tak kalah menarik adalah keinginannya,  suatu kali bisa menggelar ajang pameran buku internasional dimana penulis buku Bali berada di dalamnya.

“Karena itu Ibu terus mendorong sastrawan Bali menulis dan menerbitkan buku sehingga ketika ajang pameran buku internasional itu berlangsung kita tidak tenggelam tapi bisa ikut ambil bagian secara terhormat,” kata Putri Koster. Ia sendiri sudah menerbitkan tiga buku antalogi puisi, Bunga Merah, Rumah Merah, dan Merah Putih.

Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan Festival Seni Bali Jani merupakan wadah bagi seniman modern untuk menuangkan apresiasi dan inovasinya yang kreatif dalam berkarya untuk memajukan kesenian, sekaligus melestarikan budaya Bali.

Untuk mensinergikan dan mengkolaborasikan antara seni tradisi dan seni modern yang masing-masing diwadahi ke dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) dan Festival Seni Bali Jani (FSBJ), maka Gubernur Bali memperkuat keberadaannya ke dalam payung hukum yang tertuang ke dalam Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan  Pemajuan Kebudayaan Bali.

Hal ini merupakan langkah konkrit Pemerintah Provinsi Bali dalam melindungi karya masyarakat Bali karena budaya adalah keunggulan Bali.

“Jangan pernah bosan dalam membangun seni dan budaya di Provinsi Bali sehingga mampu membangun eksistensi dan daya saing yang menjadi sumber kehidupan di masa yang akan datang. Dengan lahir dan  munculnya karya inovatif dan kreatif, maka diyakini juga akan muncul individu-individu yang memiliki gagasan kaya dengan ide-ide baru,” tutur Gubernur Koster.

Melalui Festival Seni Bali Jani maka jejak sejarah Bali sebagai pusat peradaban dunia yakni Padma Bhuwana akan  kembali mengukuhkan kesenian budaya Bali melalui karya inovasi dan kreativitas generasi muda, seniman, kurator dapat terwujud sehingga melalui dialog dan forum diskusi diharapkan mampu menumbuhkan semakin baiknya komunikasi seni di tengah masyarakat yang heterogen, sekaligus menjadikan sejumlah pihak terkait dapat menjadi semakin terbuka dan akomodatif dalam berkoordinasi dengan seniman.

“Gunakan panggung ini  dengan maksimal untuk mengkolaborasikan kesenian secara kolektif dan berkelompok sehingga mutu dan kualitas yang tampil juga mampu berdaya saing di tingkat yang lebih tinggi,” kata Gubernur Koster.

Gubernur yang mantan anggota DPR-RI tiga periode ini menambahkan salah satu ciri peradaban bangsa yang maju adalah banyaknya penulis buku yang berkualitas yang lahir di daerah tertentu. Dan pihaknya meminta agar pada pelaksanaan Festival Seni Bali Jani yang ketiga di tahun 2021 mendatang diisi dengan pameran buku bertaraf internasional. (ira)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TAGS :

Komentar