Christian Dior Direncanakan Datang ke Bali Bulan Desember, Bahas Soal Endek

Wayan Jarta (kiri)

Redaksi9.com - Rumah mode dunia Christian Dior yang berpusat di Paris telah memilih endek sebagai salah satu bahan untuk koleksi busana spring/summer yang akan diproduksi tahun 2021 mendatang. Keinginan rumah mode terkenal tersebut tentu sangat diapresiasi Pemerintah Provinsi Bali. 

Menurut Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah Bali, Wayan Jarta, tentu merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Bali, karena endek bisa go internasional. Namun, ia menyampaikan, ada hal yang perlu dipertimbangkan.

“Dengan memakai kain tenun khas Bali atau endek, ini berarti ekploitasi budaya yang ada hubungannya dengan hak cipta. Apakah penawaran ini termasuk inklusif atau ekslusif?  Kita tidak hanya bicara soal pengakuan, namun, ada hal lain yang perlu diperhatikan,seperti, kami ingin melindungi budaya Bali dan juga masyarakat Bali,” kata Jarta, dalam rapat koordinasi promosi dan perlindungan kain tenun endek Bali,yang digelar Kemenlu secara virtual, Rabu (11/11). 

Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali ini menegaskan, tidak hanya sekadar untuk mendapatkan nama, tapi ia mempertanyakan apa yang didapatkan masyarakat Bali dari penawaran ini. 

 “Apa kelebihan dan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat Bali. Ini yang perlu kami ketahui lebih dalam. Tujuannya, tentu kami ingin melindungi produk local Bali yang merupakan kekayaan budaya Bali,” imbuhnya. 

Secara sederhana, Jarta mengatakan, endek yang akan digunakan Dior haruslah diproduksi di Bali oleh pelaku UMKM Bali. 

“Dibuat oleh pengrajin Bali otomatis menggeliatkan kembali perekonomian UMKM Bali yang sempat seret dilanda pandemic Covid-19,” kata Jarta. 

Ia menambahkan, endek memiliki banyak motif, bahkan di masing-masing kabupaten memiliki ciri khas masing-masing. 

Sementara, Gunawan dari Kemenhumkam mengatakan, kain dari hasil Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)  ini harus terus dilestarikan. 

“Dior bisa menyampaikan, motif apa yang diinginkan atau  ada permintaan warna khusus misalnya warna alam,  tentu akan dibuatkan secara ekslusif. Ini berpengaruh juga dengan harga, menjadi lebih mahal karena sesuai permintaan,” imbuhnya. 

Ia berharap, kerjasama ini agar diorganisir oleh dinas terkait. Tujuannya sebagai kontrol sehingga  penghasilan yang diraih pelaku UMKM di Bali juga jelas. 

“Kalau bisa  jangan sampai dilepas sendiri, karena  ini merupakan karya cipta tradisional Indonesia,” pesannya. 

Sementara, salah seorang pengrajin tenun, Arsawan mengatakan, pengrajin Bali tidak pernah mendaftarkan hak cipta  karya mereka. Mereka terus berkreasi menciptakan karya-karya inovasi. “Mungkin sudah ribuan motif yang diciptakan pengrajin Bali  dan tidak pernah didaftarkan hak cipta dan hak paten,” kata Arsawan.

Tiap kabupaten memiliki motif yang berbeda. Namun, pada motif umum, banyak yang mengerjakan, dan tidak ada satupun yang mengklaim itu adalah hak cipta mereka.

“Bicara hak cipta, hak paten, kami sendiri tidak tahu. Kami berharap, mungkin bisa dibantu bagaimana cara mendaftarkan motif tersebut untuk menjadi hak cipta,” imbuhnya. 

Sebelumnya, Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah Bali, Ny. Putri Suastini Koster menegaskan, pada suatu masa, tenun khas Nusa Penida itu sempat booming dan motifnya ditiru dan diproduksi secara massal.

“Orang luar ikut memproduksi motif rangrang hingga pada titik tertentu kehilangan selera pasar. Saya tak ingin hal tersebut terjadi pada kain endek,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak menjadikan pengalaman tersebut sebagai sebuah pelajaran. Jangan dibutakan oleh rasa bangga lalu abai terhadap kewajiban untuk menjaga dan melestarikan.

Dalam konteks perlindungan dan pelestarian kain endek, ia pun menyebut sejumlah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh rumah mode Christian Dior dalam pemenuhan kebutuhan bahan endek untuk koleksi busananya tahun 2021 mendatang.

Pertama, Dior wajib menggunakan kain endek yang benar-benar diproduksi oleh perajin Bali. Syarat lainnya, pihak Dior juga harus memahami bahwa endek bukanlah tenun yang bisa diproduksi secara massal dengan motif dan warna yang seragam.


“Kain kita ini punya keterbatasan dalam produksi, selain itu dalam teknik pewarnaan sangat dipengaruhi oleh sinar. Jadi, celupan pertama dan berikutnya pasti akan ada perbedaan,” urainya. Menurutnya, hal tersebut justru menjadi keunggulan dari kain endek karena sifatnya yang limited edition.

Syarat lain yang ditawarkan dalam kejasama ini adalah keterlibatan eksportir putra daerah Bali. Ny Putri Koster menyebut, sejumlah syarat yang diutarakannya itu murni dalam bidang tugasnya selaku Ketua Dekranasda yaitu menjaga kelestarian tenun tradisional.

Dalam kesempatan itu, pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menyinggung upaya melindungi kain tenun tradisional Bali agar tak mudah diklaim oleh pihak luar.

Ia mengharapkan arahan dari pemerintah pusat agar kerja sama ini dapat terlaksana dan memberi manfaat positif bagi kemajuan UMKM dan kesejahteraan masyarakat Bali. Di pihak lain, Putri Koster juga minta arahan terkait langkah perlindungan.

Wayan Jarta menambahkan bahwa pihaknya secara intensif telah melakukan komunikasi dengan pihak Kemenlu. Disperindag Bali akan mengawal kerja sama ini untuk menjamin pasokan bahan benar-benar berasal dari Bali. Pihak Pemprov Bali juga berharap bisa bertemu langsung dengan tim dari rumah mode Christian Dior untuk membicarakan kerja sama ini.

Sementara itu, Tim Ad Hoc Kemenlu RI Dyah Lestari Asmarani menyampaikan bahwa timnya mendapat penugasan khusus untuk menindaklanjuti rencana penggunaan bahan endek untuk koleksi busana Dior tahun 2021 mendatang.


Perempuan yang menduduki jabatan Ketua Sekretariat Tim Pecepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) Kemenlu ini sependapat untuk mengedepankan upaya pelestarian kain endek.

“Pada prinsipnya kami akan memastikan dan mengawal agar kerja sama ini berjalan dengan baik dan sama-sama menguntungkan,” katanya.

Untuk itu, pihaknya sangat berharap masukan dari jajaran Pemprov Bali dan Dekranasda terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Dior.

Ia mengatakan, direncanakan sekitar bulan Desember, pihak Dior akan daatng ke Bali untuk membicarakan ini lebih lanjut. (ira).
 

TAGS :

Komentar